Breaking News

Sabtu, 02 Maret 2013

Renungan Jiwa

Cinta & Pesan Nabi Muhammad Pada Umatnya | Renungan Hati

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZjwZUcACDVYo0qc7ZLY_R6QZZ5wHSGZ6Q8gqzY08j5gAKyRNFNR1w8FQHUxIw1S0i5gCw4xGmjAtlsLToML4rp1Sy3Z9h54JtRIN3eBXQ0kEqP4nXwYh_h9FyH8ImbITHVlA_l-pMmDzu/s1600/muhammad.jpgTiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang
berseru mengucapkan salam.

"Bolehkah saya masuk?" tanyanya.

Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,
"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah
yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia
kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka
mata dan bertanya pada Fatimah,

"Siapakah itu wahai anakku?"

"Tak tahulah aku ayah, sepertinya ia baru sekali ini aku melihatnya,"
tutur Fatimah lembut.

Lalu,
Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan
yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah
hendak di kenang.

"Ketahuilah, dialah yang
menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang
memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut,"
kata Rasulullah,

Fatimah pun menahan ledakkan
tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi
Rasulullah menanyakan

kenapa Jibril tak ikut
menyertai.

Kemudian dipanggillah Jibril yang
sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia
menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?
"Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah
menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti
kedatanganmu,"kata jibril.

Tapi itu ternyata tak membuat Rasulullah lega, matanya
masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar
kabar ini? "Tanya Jibril lagi.

"Kabarkan kepadaku
bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir,
wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah
berfirman kepadaku:
'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat
Muhammad telah berada didalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan
tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Tampak seluruh
tubuh

Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya
menegang.

"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
Lirih Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang
di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril
membuang muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu
Jibril? "Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar
wahyu itu. " Siapakah yang tega, melihat kekasih
Allah direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena
sakit yang tak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat
niat maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini
kepadaku, jangan pada umatku. " Badan Rasulullah
mulai
dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu,
Ali segera mendekatkan telinganya.
"Uushiikum bisshalati, wa maa malakat aimanukum,
peliharalah shalat dan santuni> orang-orang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan,
sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan
diwajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke
bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii,ummatii, ummatiii?" - "Umatku,umatku, umatku"

Dan,
pupuslah kembang hidup manusia mulia itu.

Kini, mampukah kita mencinta sepertinya?

Allahumma sholli 'ala Muhammad wa Alaa aali Muhammad

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Kirimkan
kepada sahabat-2 muslim lainnya agar timbul kesadaran
untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan
Rasulnya mencinta kita. Karena sesungguhnya selain
daripada itu hanyalah fana belaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By VungTauZ.Com